JANGAN MATI KECUALI DALAM KEADAAN ISLAM/BERTAUHID

Minggu, 26 Januari 2014

Suara Hati Seorang Wanita Yang Di Poligami

– Terasa dunia akan runtuh ketika kau
meminta izin kepadaku untuk menikah lagi.
Membayangkan kau, suamiku tersayang, sedang membagi
cinta, perhatian dan segala kesenangan duniawi lainnya
dengan wanita lain, bukan hanya sekedar mendatangkan
pusing dan mual tapi juga penyakit cemburu serta sakit
hati yang mungkin tak akan berkesudahan bagiku. Jangan
protes wahai suamiku, Bahkan istri-istri nabi yang
muliapun, mereka tak bisa menghindar dari kecemburuan.
Semua itu karena cinta yang teramat sangat untukmu.
Sejenak akupun buru- buru mengadakan koreksi kilat
tentang apa yang kurang dari diriku, atau tentang apa
yang selama ini menjadi kelemahanku selama ini. Seakan
semua daya upaya akan aku kerahkan ketika menyadari
bahwa kenyataan didepan akan sebentar lagi sampai
kepadaku. Dan akhir dari usaha itu adalah cara yang aku
fikir efektif untuk menghadang kenyataan takdir yang akan
diberikan Allah untukku

Akhirnya hari itupun datang saat aku harus mengatakan
sebuah jawaban untukmu. Ya Allah, wanita mana yang
ingin cintanya terbagi. Wanita mana yang kuat melihat
suaminya bermesraan dan bahagia bersama
suamiku..suamiku yang sangat aku cintai. Ya Allah,
bahkan jika kenyataan ini terbalik, dan dia berada pada
posisiku, sanggupkah engkau wahai suamiku?
Imanku mengatakan aku bisa merelakanmu, namun
kecemburuan dan perasaanku mengunci hatiku untuk tetap
mengatakan tidak, tidak dan tidak untukmu. Pernikahan
kita adalah tentang kita, kau dan aku, sama sekali tidak
tentang dia. Dan lalu bagaimana mungkin kau tega
memasukkan dia kedalam kebahagiaan kita? Apakah
selanjutnya kita akan bahagia, suamiku?
Sekali lagi, aku tidak bisa lepas dari kodratku sebagai
wanita yang identik dengan kecemburuan yang sangat
melekat erat. Namun sekuat tenagaku aku mencoba tidak
emosional. Sulit.. walaupun semua ini sangat sulit.
Namun… akhirnya kecintaan Allah menyadarkanku.
Bukankah menikah adalah ladang amal bagiku untuk
menggapai surga?, walau sekali lagi, Demi Allah sangat
sulit merelakan bagian dari diriku masih harus ku bagi
dengan orang lain.

Namun… sekali lagi, Bahasa iman menggugah kesadaranku
kembali. Sekejab kupalingkan egoku untuk menilai
maduku. Bukankah situasi ini juga menjadi cobaan bukan
hanya untuk aku dan suamiku, tapi terutama adalah
baginya. Betapa resiko sosial akan datang kepadanya, cap
jelek sebagai perebut suami orang akan dilekatkan
kepadanya. MasyaAllah, betapa aku juga mungkin tidak
akan sanggup jika menjadi pelakon kisah hidupnya.
Bukankah jodoh sudah digariskan Allah atas semua
manusia. Diapun tak pernah bisa memesan dari mana
jodohnya akan datang. Namun ketika jodohnya adalah
suamiku sendiri, lalu apakah aku harus menyalahkannya,
yang berarti pula menyalahkan Allah sang maha pengatur?
Dari pada aku memperburuk keadaan ini dengan
prasangka yang menghinakanku sendiri, lebih baik aku
menguatkan hati untuk membantu menguatkan suamiku.
Suamiku.. seseorang yang telah bertahun-tahun
menjadikan aku satu- satunya ratu didalam hati dan
rumahnya, memulyakanku dengan segenap cinta dan kasih
sayang, dan orang yang paling mengerti dan mencintaiku.
Pantaskah jika akhirnya aku mennyebutnya sebagai
pengkhianat atas kasih sayangku? pantaskah aku
menyebutnya orang yang tidak tahu terimakasih atas
semua pengorbanan dan kasih sayangnya? tidak, sama
sekali tidak. Bahkan aku tidak akan rela gelar itu
disebutkan kepada suamiku, bahkan oleh diri aku sendiri.
Sesuatu akan lebih berharga ketika hal itu telah atau akan
meninggalkan kita. Semoga ketika kau telah bersamanya,
akan ada penghargaan lebih atas kebersamaan kita. Dan
aku pastikan kau tidak akan merasa ditinggalkan olehku,
karena aku tahu bebanmu akan terasa lebih berat
kedepannya, dan akan sangat sulit bagimu untuk memilih.
Maka aku tak akan membawa engkau pada posisi
memilih.Seperti yang disabdakan rasul yang mulia bahwa
wanita sholihah adalah perhiasan terindah bagi suaminya,
dan subhanallah, aku tak akan menyia-nyiakan
kesempatan ini. Sekaranglah saatku untuk membuktikan
padamu bahwa aku pantas menjadi perhiasan terindah
yang pernah kau miliki, dan aku benar- benar
menyayangimu.

Aku buka pikiranku dengan keikhlasan. Dan keikhlasan itu
akhirnya berbuah pikiran bahwa engkau bukanlah milik ku
yang abadi. Aku khkawatir ketika cinta itu melekat erat
dihatiku, justru kesenangan hidup itu akan menjadikanku
mendua terhadap cinta kepada zat yang maha mencinta.
Ah ternyata keikhlasan itu tidak selamanya menyakitkan.
Menyakitkan hanya bagi mereka yang merelakan diri
mereka sakit dan menyia-nyiakan perolehan pahala yang
seharusnya bisa menjadi miliknya.Dan sebagai pribadi
yang ingin lebih pintar, aku tentu tak akan melakukan hal
itu. Ternyata Keikhlasan itu nikmat jika dalam
menjalaninya hati condong kepada cinta hanya kepada
Allah.
Ya Allah semoga surga Mu akan menjadi seindah-
indahnya tempat kembaliku kelak, dan semoga kau jadikan
aku sangat lebih bahagia bersanding dengan suamiku
disana, dalam kehidupan yang abadi.
…,Subhanallah, iman menguatkanku, ikhlas melegakanku,
dan Allah memang benar- benar menyejukkan hatiku,
bahkan saat aku berada sendiri disini, dan kau berada
disana wahai suamiku,…
Setelah kesejukan itu memenuhi relung hatiku, untuk
selanjutnya aku memohon maaf kepadamu wahai suamiku,
bahwa karena cintaku kepada Allah telah mengalahkan
cintaku kepadamu. Aku yakin kau bukanlah pribadi yang
akan menjadikan Alquran sebagai tameng bagi nafsumu
sendiri.Kau dengan tekadmu yang ingin memuliakannya
sebagai mana kau memuliakanku sebagai istrimu karena
Allah, maka akupun akan merelakanmu pula karena Allah.
Semoga kelegaan hatiku dan kemuliaan niatmu bukan
hanya sekedar omong kosong, namun akan menjadi bukti
nyata pernyataan cinta kita yang hanya karena Allah. Dan
kini, aku mempersembahkan wanita itu untukmu. Benar-
benar sebuah akhir yang sangat melegakan bagi sebuah
kecintaan yang hanya karena Allah…
(Syahidah)

Kamis, 01 Agustus 2013

Masa Lalu.....

Terhantui masa lalu yang kelam...terbayang-bayang dengan lembaran-lembaran masa lalu yg suram penuh kekeliruan...
Inilah kesedihan -الحزن- yang Nabi berlindung darinya.
Masa lalu tdk mungkin terulang kembali...lantas kenapa mesti terjerat kesedihan masa lalu... ?
Kesedihan dan tangisan tdk akan merubah masa lalu....
Apakah air mata bisa masuk kembali ke mata...?, Apakah matahari bisa balik kembali ke tempat terbitnya...?
Merupakan kedunguan jika berharap masa lalu bisa dirubah...?, bahkan merupakan kegilaan mengharapkan suatu kemustahilan....

Akan tetapi syaitan senantiasa menjerat dengan kesedihan masa lalu...ia ingin engkau tersibukan dgn kesedihan masa lalu sehingga terhambatlah aktifitasmu menuju kebaikan...
Lupakan dan lalaikan itu semua, konsen dengan hari yang ada dihadapanmu...berusahalah meraih yang terbaik...mohonlah pertolongan Dzat Yang Sayang Kepadamu

Kamis, 09 Mei 2013

KHUTBAH IBLIS YANG SANGAT MENYENTUH HATI…

Iblis berkhutbah…??, benar…ia berkhutbah…bahkan khutbah yang paling menyentuh hati…tidak ada khutbah yang menyentuh hati sebagaimana khutbah Iblis ini.

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata :

إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ ، قَامَ إِبْلِيْسُ خَطِيْبًا عَلَى مِنْبَرٍ مِنْ نَارٍ ، فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ

"Tatkala hari kiamat Iblis berdiri di atas sebuah mimbar dari api lalu berkhutbah seraya berkata, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya…" (Tafsiir At-Thobari 16/563)

Al-Haafizh Ibnu Katsiir rahimahullah berkata :
يُخْبِرُ تَعَالَى عَمَّا خَطَبَ بِهِ إِبْلِيْسُ أَتْبَاعَهُ، بَعْدَمَا قَضَى اللهُ بَيْنَ عِبَادَهُ، فَأدخل المؤمنين الجنات، وأسكن الكافرين الدركات، فقام فيهم إبليس -لعنه الله -حينئذ خطيبا ليزيدهم حزنا إلى حزنهم (4) وغَبنا إلى غبْنهم، وحسرة إلى حسرتهم
"Allah mengabarkan tentang khutbah yang disampaikan oleh Iblis kepada para pengikutnya, yaitu setelah Allah memutuskan/menghisab para hambaNya, lalu Allah memasukan kaum mukminin ke surga, dan Allah menempatkan orang-orang kafir ke dalam neraka jahannam. Maka Iblispun tatkala itu berdiri dan berkhutbah kepada para pengikutnya agar semakin menambah kesedihan di atas kesedihan mereka, kerugian di atas kerugian, serta penyesalan di atas penyesalan…." (Tafsiir Al-Qur'an Al-'Adziim 4/489)

Khutbah tersebut disampaikan oleh Iblis kepada para pengikutnya pada saat yang sangat menegangkan…tatkala mereka pertama kali dimasukkan ke dalam neraka jahannam…tatkala mereka telah melihat api yang menyala-nyala yang siap membakar mereka…!!!

Khutbah tersebut…

Benar-benar masuk ke dalam hati para pengikut Iblis…,

Khutbah yang mengalirkan air mata mereka…

khutbah yang benar-benar telah menyadarkan mereka akan kesalahan-kesalahan mereka…

Khutbah yang menyadarkan mereka bahwasanya selama ini mereka hanya terpedaya oleh sang pemimpin…sang khotiib…Iblis la’natullah 'alaihi
Allah menyebutkan khutbah Iblis yang sangat menyentuh tersebut:
وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الأمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِي عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِي مِنْ قَبْلُ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (٢٢)وَأُدْخِلَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ (٢٣)
"Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepada kalian tetapi aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian, melainkan (sekedar) aku menyeru kalian lalu kalian mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kalian mencerca aku akan tetapi cercalah diri kalian sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kalian yang mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih".
Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka" (QS Ibrahim : 22-23)
Demikianlah khutbah Iblis tersebut….setelah ia menggoda manusia…setelah menipu mereka…setelah menjerumuskan mereka dalam neraka…setelah tercapai cita-citanya…lalu…
  • Iapun berlepas diri dari para pengikutnya. Ia sama sekali tidak mau bertanggung jawab atas godaan-godaannya…
  • Bahkan ia sama sekali tidak mau disalahkan dan dicela…akan tetapi ia menyuruh mereka (para pengikutnya) untuk mencela diri mereka sendiri…
  • Bahkan ia mengaku sejak dulu kufur/ingkar terhadap kesyirikan yang dilakukan oleh pengikutnya…

Yang lebih menjadikan para pengikutnya tersentuh, Iblis menutup khutbahnya dengan menyatakan bahwa "Sesungguhnya orang-orang zalim mendapatkan siksaan yang pedih"…lalu Iblis menyebutkan tentang kenikmatan penduduk surga, yaitu orang-orang yang tidak mau menjadi pengikut Iblis…!!!

Sungguh kehinaan dan kesedihan yang tidak bisa terbayangkan dalam hati para penghuni neraka tatkala mendengar khutbah dari sang pemimpin…

Semoga Allah menjaga kita dari rayuan Iblis…jangan sampai kita termasuk dari orang-orang yang tersentuh karena kutbah Iblis ini….orang-orang yang tatkala di dunia tidak tersentuh oleh nasehat-nasehat, tidak tergerak hati mereka tatkala mendengar pengajian-pengajian dan khutbah-khutbah…hati mereka hanyalah tergerak dan tersentuh tatkala mendengar khutbah Iblis….wal'iyaadzu billah.

Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 14-02-1434 H / 27 Desember2012 M
Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja
ww.firanda.com

Minggu, 05 Mei 2013

makanan yang sehat untuk ibu hamil

Rasulullah Saw merekomendasikan beberapa makanan yang sehat untuk ibu hamil. Selain bergizi untuk diri si ibu, makanan-makanan tersebut juga mencerdaskan otak bayi yang dikandungnya. Apa sajakah makanan itu?

Kehamilan merupakan anugerah terindah bagi setiap orang tua. Karenanya, perlu menjaga kesehatan si ibu dan kandungannya agar dapat lahir dengan selamat. Masa kehamilan sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak nantinya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk pertumbuhan janin adalah memilih makanan yang sehat untuk ibu hamil.
Kesehatan janin dalam kandungan bergantung pada kesehatan fisik ibu. Salah satu hal yang mendukung kesehatan ibu adalah makanan yang dia makan. Karena itu, Rasulullah Saw sangat menekankan pentingnya perhatian terhadap makanan ibu hamil, khususnya makanan yang berpengaruh pada sisi psikis dan spiritual anak.
Dalam sebuah hadist disebutkan, “Orang yang sengsara telah sengsara sejak ia berada di perut ibunya dan orang yang berbahagia telah berbahagia sejak ia berada di perut ibunya.”
Maksud dari kebahagiaan dan kesengsaraan semasa di perut ibu adalah bahwa kondisi ibu tersebut menciptakan potensi pada janin untuk menjadi bahagia atau sengsara di masa mendatang. Sebagian penyakit yang diidap ibu dapat menular pada anak sehingga ia lahir dengan penyakit bawaan dan ini merupakan sebagian dari kesengsaraan hidup baginya. Atau sebaliknya, bayi akan lahir sehat dan kesehatannya itu akan terus dibawa selama hidupnya dan itu merupakan bagian dari kebahagiaannya.

Buah Pir

Kamis, 02 Mei 2013

Kisah Menakjubkan Tentang Sabar dan Syukur Kepada Allah

Kisah Menakjubkan Tentang Sabar dan Syukur Kepada Allah


Bagi orang yang sering mengamati isnad hadits maka nama Abu Qilabah bukanlah satu nama yang asing karena sering sekali ia disebutkan dalam isnad-isnad hadits, terutama karena ia adalah seorang perawi yang meriwayatkan hadits dari sahabat Anas bin Malik yang merupakan salah seorang dari tujuh sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.          Oleh karena itu nama Abu Qilabah sering berulang-ulang seiring dengan sering diulangnya nama Anas bin Malik. Ibnu Hibban dalam kitabnya Ats-Tsiqoot menyebutkan kisah yang ajaib dan menakjubkan tentangnya yang menunjukan akan kuatnya keimanannya kepada Allah.
Nama beliau adalah Abdullah bin Zaid Al-Jarmi salah seorang dari para ahli ibadah dan ahli zuhud yang berasal dari Al-Bashroh. Beliau meriwayatkan hadits dari sahabat Anas bin Malik dan sahabat Malik bin Al-Huwairits –radhiallahu 'anhuma- . Beliau wafat di negeri Syam pada tahun 104 Hijriah pada masa kekuasaan Yazid bin Abdilmalik.

Abdullah bin Muhammad berkata, "Aku keluar menuju tepi pantai dalam rangka untuk mengawasi (menjaga) kawasan pantai (dari kedatangan musuh)…tatkala aku tiba di tepi pantai tiba-tiba aku telah berada di sebuah dataran lapang di suatu tempat (di tepi pantai) dan di dataran tersebut terdapat sebuah kemah yang di dalamnya terdapat seseorang yang telah buntung kedua tangan dan kedua kakinya, dan pendengarannya telah lemah serta matanya telah rabun. Tidak satu anggota tubuhnyapun yang bermanfaat baginya kecuali lisannya, orang itu berkata, "Ya Allah, tunjukilah aku agar aku bisa memujiMu sehingga aku bisa menunaikan rasa syukurku atas kenikmatan-kenikmatan yang telah Engkau anugrahkan kepadaku dan Engkau sungguh telah melebihkan aku diatas kebanyakan makhluk yang telah Engkau ciptakan""

Abdullah bin Muhammad berkata, "Demi Allah aku akan mendatangi orang ini, dan aku akan bertanya kepadanya bagaimana ia bisa mengucapkan perkataan ini, apakah ia faham dan tahu dengan apa yang diucapkannya itu?, ataukah ucapannya itu merupakan ilham yang diberikan kepadanya??.
Maka akupun mendatanginya lalu aku mengucapkan salam kepadanya, lalu kukatakan kepadanya, "Aku mendengar engkau berkata "Ya Allah, tunjukilah aku agar aku bisa memujiMu sehingga aku bisa menunaikan rasa syukurku atas kenikmatan-kenikmatan yang telah Engkau anugrahkan kepadaku dan Engkau sungguh telah melebihkan aku diatas kebanyakan makhluk yang telah Engkau ciptakan", maka nikmat manakah yang telah Allah anugrahkan kepadamu sehingga engkau memuji Allah atas nikmat tersebut??, dan kelebihan apakah yang telah Allah anugrahkan kepadamu hingga engkau menysukurinya??"

Orang itu berkata, "Tidakkah engkau melihat apa yang telah dilakukan oleh Robku kepadaku?, demi Allah, seandainya Ia mengirim halilintar kepadaku hingga membakar tubuhku atau memerintahkan gunung-gunung untuk menindihku hingga menghancurkan tubuhku, atau memerintahkan laut untuk menenggelamkan aku, atau memerintahkan bumi untuk menelan tubuhku, maka tidaklah hal itu kecuali semakin membuat aku bersyukur kepadaNya karena Ia telah memberikan kenikmatan kepadaku berupa lidah (lisan)ku ini. Namun, wahai hamba Allah, engkau telah mendatangiku maka aku perlu bantuanmu, engkau telah melihat kondisiku. Aku tidak mampu untuk membantu diriku sendiri atau mencegah diriku dari gangguan, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku memiliki seorang putra yang selalu melayaniku, di saat tiba waktu sholat ia mewudhukan aku, jika aku lapar maka ia menyuapiku, jika aku haus maka ia memberikan aku minum, namun sudah tiga hari ini aku kehilangan dirinya maka tolonglah engkau mencari kabar tentangya –semoga Allah merahmati engkau-". Aku berkata, "Demi Allah tidaklah seseorang berjalan menunaikan keperluan seorang saudaranya yang ia memperoleh pahala yang sangat besar di sisi Allah, lantas pahalanya lebih besar dari seseorang yang berjalan untuk menunaikan keperluan dan kebutuhan orang yang seperti engkau". Maka akupun berjalan mencari putra orang tersebut hingga tidak jauh dari situ aku sampai di suatu gudukan pasir, tiba-tiba aku mendapati putra orang tersebut telah diterkam dan di makan oleh binatang buas, akupun mengucapkan inna lillah wa inna ilaihi roji'uun. Aku berkata, "Bagaimana aku mengabarkan hal ini kepada orang tersebut??". Dan tatkala aku tengah kembali menuju orang tersebut, maka terlintas di benakku kisah Nabi Ayyub ‘alaihissalam. Tatkala aku menemui orang tersbut maka akupun mengucapkan salam kepadanya lalu ia menjawab salamku dan berkata, "Bukankah engkau adalah orang yang tadi menemuiku?", aku berkata, "Benar". Ia berkata, "Bagaimana dengan permintaanku kepadamu untuk membantuku?". Akupun berkata kepadanya, "Engkau lebih mulia di sisi Allah ataukah Nabi Ayyub ‘alaihissalam?", ia berkata, "Tentu Nabi Ayyub ‘alaihissalam ", aku berkata, "Tahukah engkau cobaan yang telah diberikan Allah kepada Nabi Ayyub?, bukankah Allah telah mengujinya dengan hartanya, keluarganya, serta anaknya?", orang itu berkata, "Tentu aku tahu". Aku berkata, "Bagaimanakah sikap Nabi Ayyub dengan cobaan tersebut?", ia berkata, "Nabi Ayyub bersabar, bersyukur, dan memuji Allah". Aku berkata, "Tidak hanya itu, bahkan ia dijauhi oleh karib kerabatnya dan sahabat-sahabatnya", ia berkata, "Benar". Aku berkata, "Bagaimanakah sikapnya?", ia berkata, "Ia bersabar, bersyukur dan memuji Allah". Aku berkata, "Tidak hanya itu, Allah menjadikan ia menjadi bahan ejekan dan gunjingan orang-orang yang lewat di jalan, tahukah engkau akan hal itu?", ia berkata, "Iya", aku berkata, "Bagaimanakah sikap nabi Ayyub?", ia berkata, "Ia bersabar, bersyukur, dan memuji Allah, lagsung saja jelaskan maksudmu –semoga Allah merahmatimu-!!". Aku berkata, "Sesungguhnya putramu telah aku temukan di antara gundukan pasir dalam keadaan telah diterkam dan dimakan oleh binatang buas, semoga Allah melipatgandakan pahala bagimu dan menyabarkan engkau". Orang itu berkata, "Segala puji bagi Allah yang tidak menciptakan bagiku keturunan yang bermaksiat kepadaNya lalu Ia menyiksanya dengan api neraka", kemudian ia berkata, "Inna lillah wa inna ilaihi roji'uun", lalu ia menarik nafas yang panjang lalu meninggal dunia.  Aku berkata, "Inna lillah wa inna ilaihi roji'uun", besar musibahku, orang seperti ini jika aku biarkan begitu saja maka akan dimakan oleh binatang buas, dan jika aku hanya duduk maka aku tidak bisa melakukan apa-apa[1]. Lalu akupun menyelimutinya dengan kain yang ada di tubuhnya dan aku duduk di dekat kepalanya sambil menangis. Tiba-tiba datang kepadaku empat orang dan berkata kepadaku "Wahai Abdullah, ada apa denganmu?, apa yang telah terjadi?". Maka akupun menceritakan kepada mereka apa yang telah aku alami. Lalu  mereka berkata, "Bukalah wajah orang itu, siapa tahu kami mengenalnya!", maka akupun membuka wajahnya, lalu merekapun bersungkur mencium keningnya, mencium kedua tangannya, lalu mereka berkata, "Demi Allah, matanya selalu tunduk dari melihat hal-hal yang diharamkan oleh Allah, demi Allah tubuhnya selalu sujud tatkala orang-orang dalam keadaan tidur!!". Aku bertanya kepada mereka, "Siapakah orang ini –semoga Allah merahmati kalian-?", mereka berkata, Abu Qilabah Al-Jarmi sahabat Ibnu 'Abbas, ia sangat cinta kepada Allah dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu kamipun memandikannya dan mengafaninya dengan pakaian yang kami pakai, lalu kami menyolatinya dan menguburkannya, lalu merekapun berpaling dan akupun pergi menuju pos penjagaanku di kawasan perbatasan. Tatkala tiba malam hari akupun tidur dan aku melihat di dalam mimpi ia berada di taman surga dalam keadaan memakai dua lembar kain dari kain surga sambil membaca firman Allah
}سَلامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ{ (الرعد:24)
"Keselamatan bagi kalian (dengan masuk ke dalam surga) karena kesabaran kalian, maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu." (QS. 13:24)
Lalu aku berkata kepadanya, "Bukankah engkau adalah orang yang aku temui?", ia berkata, "Benar", aku berkata, "Bagaimana engkau bisa memperoleh ini semua", ia berkata, "Sesungguhnya Allah menyediakan derajat-derajat kemuliaan yang tinggi yang tidak bisa diperoleh kecuali dengan sikap sabar tatkala ditimpa dengan bencana, dan rasa syukur tatkala dalam keadaan lapang dan tentram bersama dengan rasa takut kepada Allah baik dalam keadaan bersendirian maupun dalam kaeadaan di depan khalayak ramai"
Penulis: Firanda Andirja
Artikel www.firanda.com

---------------------
[1] Hal ini karena biasanya daerah perbatasan jauh dari keramaian manusia, dan kemungkinan Abdullah tidak membawa peralatan untuk menguburkan orang tersebut, sehingga jika ia hendak pergi mencari alat untuk menguburkan orang tersebut maka bisa saja datang binatang buas memakannya, Wallahu a'lam